Berbicara
mengenai Film, mungkin tidak ada habisnya. Beribu film telah dibuat,
tak ada satu pun cerita yang sama. Masing-masing memiliki ciri khas
sendiri. Mulai dari cerita sampai aktor/aktris yang memainkan film
tersebut. Beberapa menit yang lalu saya baru saja selesai menonton Film The Derpated.
Banyak aktor kelas kakap yang bermain. Mulai dari Leonardo de Caprio,
Matt Damon, Jack Nicholson, Mark Whalberg dan lain-lain. Film ini
berkisah tentang mafia narkoba, penjualan alat berbahaya, intrik-intrik
Mata-mata kepolisian dan FBI, pengkhiatan dan banyak lainnya yang
membuat penonton tak mau beranjak samapai habis film. Namun
di sini saya tak bermaksud untuk menjabarkan bagaimana alur cerita film
ini. Hanya ingin sedikit berbagi tentang sesuatu yang di dapat setelah
menonton film.
Saya
dan mungkin juga pembaca mungkin merasakan sesuatu yang berbeda sehabis
menonton film berkualitas. Merasakan? Perasaan? Ah terlalu sentimental
rupanya. Tapi apa mau di bilang. Laki-laki kan juga punya perasaan. Ada
sesuatu yang membuat perasaan ini resah sehabis menonton film. Melihat
jendela setelah menonton film, Melihat orang mondar-mandir di jalan,
matahari yang berpindah dari barat ke timur dan jam yang bergerak dari
kiri ke kanan. Semua itu makin membuat resah. Pembaca mungkin akan bertanya-tanya, resah kenapa? Bukankah film itu hiburan? Kenapa mesti resah?
Saya
hanya bisa menjabarkannya sebagai dua kata. Malu dan penyesalan. Dua
jam saya dihidangkan dengan cerita yang mengagumkan. Sedih, senang,
tawa, tangis dan ribuan ekspresi lainnya. Ya, hanya 2 jam. Dan 2 jam
itu, tak lebih dari menceritakan kehidupan selama 1 bulan. Bahkan di
lain film hanya hitungan hari bahkan jam. Kembali melihat diri sendiri
setelah menonton film, timbul pertanyaan dalam hati. Apa yang sudah saya
lakukan selama ini?. Saya sudah berumur 23, dan dalam kisah saya cerita
apa yang sudah terangkai? Seandainya hidup ini adalah film, masuk
kategori apa film kita? Membosankan? Menarik? Menegangkan? Inspiratif
atau apa? Mungkin bila dijadikan film, ini termasuk film tentang anak
durhaka. Di satu Sceen
menampilkan seorang ibu berkeringat di ladang untuk mengirim uang demi
anaknya di kota. Di satu sceen lain tampak sang ayah berlumur keringat
di tempat kerja, tangannya lecet, nafasnya sesak, badannya letih. Di
lain sceen sang anak hanya bermalas-malasan dibalik keringat orang tua.
Seperti itu kah tampaknya hidup saya jika dijadikan film?
Ah, sungguh hina dan malu rasanya. Ingin rasanya merubah jalan film kehidupan ini. Ingin rasanya kisah ini berakir dengan happy ending. Namun
film kehidupan ini masih berjalan. Masih diizinkan berjalan oleh yang
maha kuasa. Ini bukan suatu film yang tak mampu kita ubah jalannya.
Rasanya terlalu hina ketika kita tahu ini salah tapi tak berusaha
mengubahnya. Akan saya ubah jalan cerita ini, mari kita ubah!!. Biarkan
para penonton nanti
menilai kita sebagai tokoh antagonis yang telah merubah hidupnya. Bukan
tokoh antagonis yang tetap berjalan di jalur yang sama. Amiiiin
sumber gambar : heyrudeboys.blogspot.com
sumber gambar : heyrudeboys.blogspot.com
No comments:
Post a comment