Masih sedikit pemahaman yang di dapat
Diam bukan suatu pilihan yang bagus
Tapi sudah terlalu banyak orang yang berbicara
Setidaknya dalam diam kita bisa memahami diri, memahami orang lain, dan berusaha mendapat persetujuan dari diri sendiri
Rasanya sungguh tak tertahankan
Aku membayangkan, ini layaknya orang berpuasa yang sedang melihat makanan paling lezat di dunia
Hampir lupa diri dibuatnya
Kesadaran hanya kembali ketika melihat dasar dari apa yang dilakukan
Sering rasanya ingin mencaci, memaki, melawan dan menampakkan diri baik yang bukan diri
Bukan maksudku tidak ingin berbuat baik
Tapi sering kali merasa, aku berbuat baik hanya untuk mendapat pujian dari orang lain
Aku berbuat baik dengan segala dasarnya
Kecantikan, kedekatan, ketertarikan, kekaguman dan lain-lain
Selalu timbul pertanyaan, “bagaimana dengan mereka, mereka yang tidak seberuntung itu, mereka yang tidak terlalu bagus di mata itu?”
Selalu terlintas di pikiran, “jika semua orang sebajingan diriku, yang beruntung akan selalu beruntung, dan yang bernasib buruk akan bernasib buruk”
Ya, Diam. Sesuatu yang sulit.
Aku selalu mengaitkannya dengan kupu-kupu.
Ini seperti kupu-kupu yang terbungkus dalam sempitnya kepompong.
Kupu-kupu hanya perlu berdiam diri.
Berdiam, memahami dan bersabar.
Bukan memberontak, karena berontak hanya merusak diri dan memperburuk rupanya.
Dan ketika waktunya tiba…
sesuatu yang baru jelas adanya…
Diam bukan suatu pilihan yang bagus
Tapi sudah terlalu banyak orang yang berbicara
Setidaknya dalam diam kita bisa memahami diri, memahami orang lain, dan berusaha mendapat persetujuan dari diri sendiri
Rasanya sungguh tak tertahankan
Aku membayangkan, ini layaknya orang berpuasa yang sedang melihat makanan paling lezat di dunia
Hampir lupa diri dibuatnya
Kesadaran hanya kembali ketika melihat dasar dari apa yang dilakukan
Sering rasanya ingin mencaci, memaki, melawan dan menampakkan diri baik yang bukan diri
Bukan maksudku tidak ingin berbuat baik
Tapi sering kali merasa, aku berbuat baik hanya untuk mendapat pujian dari orang lain
Aku berbuat baik dengan segala dasarnya
Kecantikan, kedekatan, ketertarikan, kekaguman dan lain-lain
Selalu timbul pertanyaan, “bagaimana dengan mereka, mereka yang tidak seberuntung itu, mereka yang tidak terlalu bagus di mata itu?”
Selalu terlintas di pikiran, “jika semua orang sebajingan diriku, yang beruntung akan selalu beruntung, dan yang bernasib buruk akan bernasib buruk”
Ya, Diam. Sesuatu yang sulit.
Aku selalu mengaitkannya dengan kupu-kupu.
Ini seperti kupu-kupu yang terbungkus dalam sempitnya kepompong.
Kupu-kupu hanya perlu berdiam diri.
Berdiam, memahami dan bersabar.
Bukan memberontak, karena berontak hanya merusak diri dan memperburuk rupanya.
Dan ketika waktunya tiba…
sesuatu yang baru jelas adanya…
No comments:
Post a comment